Recents in Beach

Cerita Seks Panas Istri Ku Berselingkuh Dengan Teman Kerja


Cerita Seks Panas - Sekarang nih saya telah bekerja menjadi staff disalah satu perusahaan di Jakarta. Sejujurnya, saya lebih suka dan napsu andai melihat orang yuang telah menikah di bandingkan anak gadis. Baik bini orang, janda atau tante-tante. Mungkin sebab saya sering bareng dengan teman kerja, maka saya tak tertarik sama orang yang lebih muda dari saya.

Setiap menyaksikan bini orang, saya jadi bernafsu dan penisku bakal mulai menegang. Pada saat tersebut saya berkenalan dengan Sintia, tukang masak di di antara restoran di sekitar kantor saya. Memang sudah kelaziman saya ketika order makan, saya selalu menantikan di dapur dan menyaksikan bagaimana Sintia memasak. Dimulai dengan melihat, menolong dan kesudahannya timbul kemauan untuk mengobrol dan berkelakar dengan Sintia.

Sintia pun tidak pernah marah andai saya sering berkelakar dengannya di dapur, bila marah juga di melulu menunjuk ke arah bos nya takut andai ketahuan bosnya. Saat sejumlah minggu saya berkelakar dengan Sintia, saya hendak tes Sintia dengan menyebut payudaranya yang menonjol itu.

Mungkin saya telah tidak tahan menyaksikan payudaranya yang menonjol tersebut makanya saya memberanikan diri meyinggungnya. Sintia melulu melirik saja seraya tersenyum. Senyumnya seolah-olah memberi kode ke saya bahwa dia tertarik untuk saya. Saya juga semakin memberanikan diri guna mendekatinya.

Selepas kejadian itu, kami juga semakin dekat dan bilamana saya ke dapur saya tidak jarang kali memluknya dan meremas payudaranya. Tapi tak lama lah, fobia ketahuan sama bos nya dan tidak jarang kali saya kerjakan pada senja hari masa-masa restoran telah mau tutup.

Untuk informasi saja, Sintia baru berumur 30 tahun dan memiliki 2 orang anak. Body nya paling montok dengan payudara ya besar dan putih. Dia bekerja di restoran karena hendak membantu meringankan tidak banyak beban suaminya saja.

Pada suatu ketika saya menyaksikan muka Sintia agak masam dan gelisah aja. Selepas kerja, saya menyuruh Sintia terbit makan dan mendengar kisah permasalahan dengan suaminya. Sintia juga mengiyakan anjuran makan saya dan kami juga janjian santap di suatu cafe.

Saat berjumpa dengannya saya pun mengupayakan mengorek rahasianya. Tapi keadaan di cafe agak ribut, Sintia juga tidak konsen untuk mengisahkan permasalahan dengan suaminya. Setelah berlalu makan, saya menyuruh Sintia guna ke lokasi tinggal ku guna meneruskan kisah nya. Sintia setuju, dan saya juga mengantarnya ke rumahku.

Sesampainya di rumahku, dia juga duduk di sofa dengan baju yang agak tidak banyak terbuka. Dia juga mulai mengisahkan masalahnya dan saya juga sesekali menyokong Sintia dengan dengan keputusan yang dipungut Sintia. Namun sebetulnya saya tidak konsentrasi pada ceritanya, di benak ku melulu bagaimana saya dapat merasakan tubuh Sintia.

Saat ceritanya telah mau habis, tiba-tiba saja Nelaa menangis. Saya pun lantas memeluknya dan meredakan tangisannya. Sintia pun menjawab pelukan saya dengan lebih erat lagi. Dalam pelukannya, saya menikmati betapa kenyalnya payudara Sintia dan penis ku juga mulai menegang keras.

Tanpa buang waktu, saya juga mulai menjilatin leher mengarah ke ke telinganya. Desahan Sintia pun tersiar pelan “ahhh….ahhhhh…”. Kemudian saya mulai memasukkan jari ku ke dalam bajunya yang tidak banyak terbuka tersebut sambil ku pelintir putingnya.

Saya juga membuka bajunya dan lantas membuka bra nya. Payudaranya yang besar dan kenyal tersebut pun menciptakan kontolku semakin menegang kuat. Ku remas-remas payudaranya tersebut dan ku pelintir-pelintir putingnya itu. Sintia juga semakin terangsang dan menciumku dengan liarnya.

Sintia juga mengerang keasyikan “ahhhhh… auhhhhhhh,,, ahhhhhhh… enak mass, lagiii masss” ucapnya. Kemudian saya juga menjilati kedua putingnya seraya jari ku menyusup kedalam celana nya membelai vagina nya yang telah mulai becek itu. Karena agak ketat celananya, Sintia lantas membuka celananya sendiri dan lantas membukakan celana ku juga.

Kontolku lantas di kocoknya dengan lembut dan lantas merebahkan badanku ke sofa. Sambil jongkok di bawah sofa, lantas dia mulai mengulum penisku dengan lihainya. Emang benar kata orang, yang tua lebih pengalaman. Kulumannya nikmat sekali gan, buat merem melek, hehe.

Dengan buas dia mengulum dan menjilat penisku sampai aku tak berdaya. Tak hingga 10 menit, aku menikmati akan orgasme dan ku tembakkan spermaku ke dalam mulutnya. Crotttt…crottttt….

Sintia juga menelannya dan menjilatnya sampai tak bersisa. Kemudian giliran saya yang merebahkan nya ke sofa dan ku jilatin vaginanya yang telah becek dampak ulah ku tadi. Ku masukin jariku dan mengobok-obok vaginannya dengan cepat. Sintia mulai mendesah pulang “yahhh masss…lagii masss….enakk massss…agak dalam masss…ahhhh…ahhhhh”

Saat penisku menegang kembali, ku gesek-gesekkan ke vagina nya. Dia meraih penisku dan menunjukkan ke dalam vaginanya. Tanpa pikir panjang, aku langsung menusukkan penis ku kedalam liang vaginanya dan ku goyang dengan cepat. Walau terasa telah agak kendor sebab sudah mempunyai 2 anak, tetapi Sintia paling jago dalam hal goyang.

“aghhhhhh…..achhhhhhh….achhhhhh…..enak mas….achhhhhh…enak mass…achh….” desah Sintia keenakan.

Memang tak salah yang tidak jarang saya baca di cerita-cerita dewasa bila yang tua lebih pengalaman. Skill nya memang luar biasa, dapat encok saya di buatnya. hehe.

Kemudian kami berganti posisi menjadi Doggie style. Dengan posisi tersebut membuat penis saya semakin leluasa menyepong nya. Keringat pun mengalir turun karena liarnya goyanganku sampai tak lama Sintia juga mengejang dan menyemburkan cairan di vaginanya.

Namun saya terus menyepongnya tanpa henti dan sampai akhirnya ketika aku menjangkau orgasme, aku menariknya penis saya terbit dan Sintia juga dengan cepat mengulumnya dan sekali lagi ku semprotkan sperma ku ke dalam mulutnya. Setelah tersebut kami pun lantas istirahat sebab kelelahan.

“Terima kasih ya mas, sebab sudah mau memperhatikan curhatan dan memuaskan Sintia” ucapnya.
“Kok malah anda yang berterima kasih ke mas? mestinya saya dong Sell…”jawabku.

Sintia melulu tersenyum dan lantas saya mengecup keningnya. Setelah tersebut kami mandi bareng dan ku antar dia pulang ke rumahnya.

Posting Komentar

0 Komentar